online bersama membagi pengetahuan ilmu komputer dan teknologi

Kenapa Acara TV Indonesia Gak Bikin Pinter







Televisi, atau yang biasa disebut dengan TV merupakan media digital yang mudah diakses oleh siapapun. Hanya dengan mengetahui cara menyalakan TV, seseorang bisa langsung menerima informasi-informasi yang ditawarkan oleh saluran-saluran yang tersedia (harus ada yang bisa masang antena juga sih). Nah tapi kemudahan untuk mengakses TV ini nggak melulu baik lho ternyata! Banyak informasi gak mutu yang terus-terusan membombardir penonton. Gak bikin pinter gitu deh. Nih contoh-contoh permasalahan di TV Indonesia yang gak bikin penontonnya pinter.

1. Yang Cantik/Ganteng Hidupnya Enak

Sejak dimulainya acara-acara komedi di TV, apapun formatnya, di situ kita selalu melihat bahwa yang mukanya minus selalu diceng-cengin melulu dan yang tampangnya bagusan tidak pernah jadi bahan ledekan. Semakin kesini, bercandaannya semakin murah, misalnya yang tampangnya minus digebukin pake gabus gitu. Nah lagi-lagi yang ganteng atau cantik nggak kena gebuk. Biasanya sih mereka gak lucu dan bener-bener jadi pemanis acara doang. Kejadian ini tidak benar, saudara-saudara. Di dunia perledekan, semua orang harusnya kena ledek!

2. Kekerasan Boleh Diekspos, Kasih Sayang Tidak

Kalo nonton berita, kejadian-kejadian brutal seperti orang dipukulin, ditusuk atau dibacok itu cuma disensor sebagian. Kalo istilah kerennya, di-pixelate. Tapi giliran dalam film ada adegan di mana suami-istri yang sudah puluhan tahun bersama mau ciuman, sensornya bukan cuma di-pixelate, tapi dipotong seluruh scene. Alasannya standar, takut anak kecil nonton adegan ‘dewasa’. Lah terus anak kecil boleh gitu nonton orang ditusuk?

3. Seniman Itu Pasti Kucel

Masuk ke ranah infotaiment. Bintang film/sinetron Indonesia pasti akan dilabeli dengan sebutan “artis”. Begitu juga dengan penyanyi, pemain band pop, pokoknya yang tongkrongannya enak dilihat itu dianggap pantas menyandang gelar “artis”. Nah nanti giliran orang yang bergerak di dunia seni macam pelukis, pemahat, penyair yang notabene suka berdandan dengan selera mereka sendiri dan tidak memikirkan pendapat orang lain disebutnya “seniman”. Padahal ya sebenernya Artist itu artinya Seniman. Ya gak sih? Ini sungguh membuat penonton jadi salah kaprah.

4. Menjual Kemiskinan

Dengan format reality show, banyak acara yang bermunculan dengan menjual kemiskinan. Memang bener, masyarakat kita tuh harus mengurangi kesenjangan sosial dan harus membuka mata bahwa masih banyak orang yang hidup dibawah garis kemiskinan. Tapi kalau mau bantu orang mah bantu aja, nggak usah sampai diikutin kehidupannya selama seminggu, diekspose kemudian baru dibantu. Siapa tau kehadiran TV crew di rumah orang yang di ekspose ini justru menganggu dan apa yang dibilang sebagai ‘bantuan’ ini bisa jadi malah menimbulkan masalah baru dalam hidup mereka. Selain itu masalah kemiskinan ini juga masih jadi andalan buat acara-acara mencari bakat gitu. Pokoknya kalo yang ikutan acara pencarian bakat ini miskin dan hidupnya kasian, pasti itu diekspos banget dengan harapan orang-orang jadi kasian sama dia trus pada SMS premium deh. Padahal gak selamanya acara-acara ini beneran membantu orang-orang miskin tersebut lho.

5. Hidupnya Anang Itu Penting Banget

Anang inilah, Anang itulah, kayaknya kita semua tau lah ya apa aja yang terjadi dalam hidup Anang sekeluarga selama satu tahun belakangan ini.
Kalo acara TV lokal favorit kamu apa nih? Share yuk di comment box!



@



Kenapa Acara TV Indonesia Gak Bikin Pinter