Mahasiswa
ideal, apaan tuh? Mana ada yang ideal di dunia ini. Itulah kira-kira
celoteh banyak mahasiswa ketika ditanya tentang mahasiswa ideal.
Sungguh sebuah jawaban yang terlalu pessimistis. Hal ini menunjukkan
mentalitas generasi muda kita dewasa ini. Generasi yang terlanjur
trauma dengan beratnya jejak-jejak penjajahan kolonial, perekonomian
yang kian memburuk dan krisis keteladanan dari generasi tua.
Ideal,
idealis adalah predikat mahasiswa seharusnya. Menjadi ideal adalah
sebuah pengharapan yang dibaringi tindakan. Menjadi ideal menuju
kesempurnaan adalah proses panjang yang harus dilewati, diwujudkan.
Terus berusaha, tanpa kenal kata henti adalah menjadi kata kuncinya.
Kalau
pepatah mengatakan, “No body perfect in the world”. Itu benar adanya
karena memang sudah menjadi fitrah bahwa manusia itu ada pada kelemahan
atau kekhilafan. Namun hal itu bukanlah berarti pasrah begitu saja, stop action? No.
Sebuah hal yang ideal, untuk mencapainya butuh proses yang panjang,
yang tak kenal lelah, yang terus melaju-fokus pada hasil akhir. Proses
adalah segala-galanya bukan hasil. Proseslah yang menjadi parameter
kesuksesan hakiki bagi seorang yang mengaku idealis.
Sebagai
seorang yang mengaku bertuhan, kita akan teringat bahwa Allah melihat
pada prosesnya bukan pada hasilnya. Proses yang baik dan benar serta
hebat pasti membawa hasil yang baik, sekalipun secara lahiriah terlihat
gagal dalam waktu tertentu—tetap saja proses yang baik, benar dan hebat
itu penuh keberkahan. Keberkahan-kebarkahan itu semisal kesabaran yang
patut dicontoh, kejujuran yang layak ditiru, kerja keras yang mesti
dicontoh, kebahagiaan hati, dan ketenangan orang-orang sekeliling kita.
Proses
yang baik, benar dan hebat itu cepat atau lambat pasti memberikan hasil
yang mengagumkan. Ingat rumus berikut ini, keberuntungan adalah
kesiapan yang bertemu dengan kesempatan. Kesiapan butuh proses yang
panjang. Nah, orang yang berproses sebenarnya tinggal menunggu waktu
suksesnya.
Kembali ke ideal atau sempurna. Pada seorang mahasiswa, ia akan dikatakan mahasiswa mendekati ideal, bila :
- Mengenali sejarah bangsa hingga dirinya sendiri.
- Jujur dalam menilai diri sendiri, dan berlaku jujur pada yang lain.
- Berjiwa sosial, atau anti individualistik.
- Beretos kerja yang tinggi (kerja ‘keras & cerdas’)
- Berakhlak terpuji.
Itulah
kiranya beberapa kriteria mahasiswa ideal yang dibutuhkan bangsa ini
kedepannya. Bangsa ini tidak membutuhkan orang cerdas tapi cerdas pula
mengibuli. Negeri ini sudah kapok dengan orang-orang pintar namun
pintar pula mengelabui bangsanya sendiri. Negara ini tidak butuh
orang-orang bergelar tinggi tapi kalau perilakunya lebih rendah dan
hina daripada tikus ( hobi merampok uang rakyat alias korupsi. Catatan
: gelar tambahan mereka setelah doctor adalah koruptor!)
Bangsa
ini merindukan keberadaan generasi yang minimal memiliki lima (5)
criteria diatas. Dengan demikian terciptalah apa yang menjadi impian
negeri kita selama ini. yakni, terwujudnya Negara yang aman dan makmur
di bawah lindungan-Nya. (Ditulis oleh Ali Margosim, untuk sebuah
perubahan)
@
Tagged @ artikel kuliah