PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Benar atau salahkah ?
Bilamana di awali dari sesuatu yang salah maka buahnya pasti kesalahan.
Pastilah buah yang di dapatkan salah dan selalu salah.
Selanjutnya terus menjadi Perbukitan yang akhirnya menjadi gunung yang salah.
Indahnya bermandikan lumpur kesalahan. Hal itu jangan terus kita miliki dan itu bukan wariskan akan tetapi tinggalan penjajah.
Pengantar -------------
Merupakan kata, ucapan dan tindakan yang salah kaprah, menjadikan hasil yang salah dan terus salah, itulah yang kami fahami dari sebuah awalan ideologi. Ideologi itu kata salah dari ulah hasil kerja orang orang yang ingin berbuat salah. Kenapa kami berani mengatakan ideologi suatu bentuk kata yang salah ?. Mari kita kaji bersama, salah atau benarkah kata itu ? dan kenapa kita begitu latah menggunakan kata Ideologi itu. Dalam kajian ini kami ingin menyampaikan mengenai persepsi apa itu Pancasila dan apa itu Ideologi. Benarkah Pancasila ada korelasinya dengan Ideologi atau bahkan sebenarnya Pancasila itu bertolak belakang dengan Ideologi. Kajian yang kami sampaikan tentunya hasil dari perspektif mengenai Pancasila sebagai Ideologi negara yang kami anggap salah kaprah karena Ideologi sangat tidak layak di kaitkan dengan Pancasila karena kaidah yang bertolak belakang.
Di dapatkan dari nara sumber yang menggali ilmu bangsa dan meyakini kebenaran Pancasila sebagai wujud nyata jawaban Alloh terhadap kaum Yahudi yang menuntut Alloh dapat di lihat dan di materialkan. Tentu hanya kebesaran-Nya lah yang kita lihat.
Pancasila bukanlah Ideologi akan tetapi Pancasila adalah Falsafah bangsa. Pancasila juga bukan Risalah akan tetapi Pancasila di gali dari Risalah. --------------------------------------------
Bangsa ini memang sudah jauh terjerumus pada jurang kerusakan diberbagai bidang atau multikomplek. Semua itu terjadi karena kita tidak pernah menghargai diri sendiri apalagi keringat para pejuang bangsanya. Buah keringat yang di tempuh dengan pahit getir itu di anggap hanya sebagai pandangan saja, tidak lebih dari itu. Itulah nasib Pancasila saat ini, laksana biola yang hanya di gantungkan pada dinding, di katakan indah namun tak pernah di sentuhnya. Kalau hal ini terjadi terus menerus mungkinkah kita tahu halusnya benang dawai biola itu? nada merdunya?. Tentu tidak, apalagi sampai bisa menjiwainya.
Dalam Hadist Rosullulloh SAW dinyatakan : ” Bilamana suatu kaum kehilangan ilmunya maka tinggal tunggu kehancurannya ”. {Bukhori Muslim}. Kata Kaum dalam Hadist tersebut sebagaimana hasil kajian para ahli menghasilkan pengertian sebagai berikut:
”Kaum” difahami sebagai bentuk satu kesatuan dari satu kekuatan manusia yang memiliki nasib yang sama dalam tempat yang sama dengan tujuan yang sama menjadi satu tekad untuk merubah nasibnya secara bersama sama karena adanya tekanan pihak lain dalam satu wilayah di mana mereka hidup atau bermasyarakat.
Jadi kalau yang di sebut bangsa adalah bentuk keswatuan kaum dalam satu wilayah maka di sebutlah wilayah itu dengan kata lain negeri. Bisa di mengerti sebagai kata asal darimana manusia itu berada, termaksud darimana asal mereka lahir. Suatu bangsa memiliki ciri khas sendiri sendiri dan kekhususan fundamental yang membentuk dirinya dengan kekuatan jiwa dari tempat asalnya, jadilah yang di sebut Karakter. Bisa di ambil contoh untuk membedakan adanya bangsa, bilamana manusia itu hijrah ke tempat lain atau memasuki komunitas bangsa lain tetaplah ciri pada manusia itu melekat di dalam dirinya dan manusia itu di sebut sebagai bangsa pendatang atau imigran. Semisal: Kalaupun orang Indonesia hijrah ke Hongkong atau sebaliknya bangsa lain hijrah ke Negara Indonesia, dengan ciri ciri tersendiri tentunya orang itu tidak lantas di panggil sebagai bangsa Hongkong, akan tetapi panggilannya pastilah imigran dari Bangsa Indonesia atau sebaliknya. Bangsa adalah satu kesatuan kekuatan yang seharusnya Indogennya kuat dan mengakar sampai kapanpun jua bahkan seharusnya semakin lekat dan melekat kuat mencengkeram ke pusar bumi, bukan malah mengambang dan akhirnya tanpa di cabutpun pudar dengan sendirinya. Tidak rubah dan tergoyah oleh waktu karena setiap bangsa telah di karuniani Ilmu untuk mengatur bangsanya sendiri. Namun bilamana suatu bangsa kehilangan jatidirinya maka akibatnya Adat istiadatnya rapuh, budayanya hancur, hukum dalam negerinya hasil duplikat bangsa lain. Maka dengan demikian menjadikan bentuk bangsa dalam suatu negara menjadi tak jelas dan langkahnya tak terarah. Hasil pendiktean sangat menyesatkan. Bangsa yang demikian pastilah tinggal tunggu kehancurannya, karena kebodohan. Apapun milik bangsa yang mau menerima pendiktean bangsa lain tersebut pasti di berikan dengan cara bodoh dan cuma cuma terhadap bangsa yang mendiktenya. Mengadopsi ilmu bangsa lain seharusnya mengalami filterisasi terlebih dahulu yang mana kesesuaian faham perlu di mengerti terlebih dahulu, sesuaikah dengan karakter bangsa itu dimana mereka berevolusi. Itulah perbedaan yang kami maksud antara Pancasila dan Ideologi. Bahwa tujuan dan hakekatnya sangat bertolak belakang.
Tinggal Tunggu kehancurannya -------- , Suatu kaum atau dalam cakupan luasnya adalah Bangsa, ” bilamana kehilangan ilmunya ”... artinya bangsa Indonesia sebenarnya dari dahulu kala telah di karuniani ilmu oleh Yang Maha Kuasa untuk mengatur bangsanya sendiri, sebagaimana keterangan dalam hadist di atas. Kehilangan Ilmu berarti kaum itu tadinya telah berilmu, namun kenapa pada akhirnya bangsa itu jadi tak berilmu? Menerima pendiktean dan akhirnya mengadopsi Ilmu bangsa lain. Itu sangat di pertanyakan sesuaikah dengan kepribadian bangsa. Kata awal Pengantar ini, bisalah di mengerti sebagai pembuka wacana untuk menelaah kata perbedaan apa itu Pancasila dan apa itu Ideologi. Wal’awalu. -------------
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Jangan pelajari Ilmu orang lain kecuali
kita sudah menggunakan ilmunya sendiri
IDEOLOGI merupakan hasil pemikiran kaum Yahudi
Kita boleh mengenali tokoh Demokrasi baik demokrasi Liberal atau demokrasi anarkis seperti Destutt Detracy, Adam Smith, Chalk Mark dan Darwin ......... ( Red), semua untuk mendefinisikan sains, tentunya mereka semua bukan menggali dari sumber dari segala sumbernya Ilmu yaitu Qur’an dan Hadist. Mereka berkarya semata mata untuk menjalankan tugas dari Manusia yang ingin mensejajarkan pemikirannya dengan pemikiran Sang Kholiknya. Manusia ingin berkuasa di atas manusia, padahal batasan manusia hanya sebagai pemimpin bukan sebagai penguasa. Tokoh dedengkot tersebut lain dan tidak bukan adalah Zion Manusia yang ingin mensejajarkan dirinya dengan Alloh (Kisah didapatkan dari Risalah bangsa yang di dapatkan dari Putra bangsa yang 17 Tahun bekerja di NASA).
NASA dapat berkembang dan berkuasa dengan cara memeras sumber daya alam yang ada di Indonesia, pendidikan ataupun budaya prilaku kehidupan yang sangat berlawanan dengan Etika bangsa kulit sawo matang. Bangsa kulit sawo matang yaitu bangsa Indonesia telah di dikte dan di perkosa oleh bangsa Yahudi dengan buaian kata ideologi.
PEMAHAMAN IDEOLOGI ( Idea dan Logost )
Ideologi adalah penyatuan dua kata yang berbeda namun dipaksakan bersatu untuk menjadi satu kesatuan dan di sejajarkan yang mereka anggap benar dan terlihat lazim. Para ilmuwan Yahudi selalu berpegang pada sesuatu yang nyata dapat dilihat, masuk akal dan dapat diukur. Sehingga orang Yahudi berkata “ Alloh tidak bisa di lihat tetapi yang bisa di lihat adalah aku maka Alloh sebenarnya adalah Aku “.
Sejarah Ideologi sebenarnya merupakan sejarah panjang dimana munculnya kata tersebut di awali dari manusia yang menuntut wujud Tuhan yang nyata, bisa dilihat, bisa di raba, dan dapat diukur. Peristiwa tersebut kalau di ambil dari risalah yaitu adanya kaum pada zaman nabi Musa yaitu Musa Samiri menuntut bentuk Tuhan yang nyata pada Nabi Musa sehingga mereka membentuk Tuhan yang berbentuk pedet emas.
MENGUNGKAP MAKNA KATA IDEOLOGI
Idea adalah makna dari kata Pikiran Alloh---( bahasa kaum Quraish yang dilontarkan pertama di Yunani). Pengertian mereka Wahyu itu adalah pikiran Alloh. Dari kata dasar ini juga kalau kita jeli tentunya ada yang mulai mlintir ” Pikiran Alloh ?, Betulkah yang di ciptakan dan yang menciptakan itu sama ?. Sehingga mereka para Ilmuwan Yahudi berani melahirkan kata Alloh punya bentuk maka kalau Alloh tidak punya bentuk berarti Yahudilah yang mencatut kebesaran Alloh itu sendiri. Maka lahirlah kata IDEA yang artinya Pikiran Alloh atau Tuhan.
Logost adalah pikiran manusia, yang memiliki sifat pragmatis, berubah ubah dan tidak setiap orang mau menerima. Akan tetapi mereka mensejajarkan pikiran mereka (logost) dengan Idea atau Pikiran Tuhan. Sementara kalau Wahyu itu sendiri yang di anggap hasil pikiran Tuhan tentunya sangatlah jauh dengan hasil pikiran manusia dimana Wahyu itu punya sifat tetap, tidak berubah ubah dan bisa di terima siapa saja. Kata Ideologi yang berasal dari dua kata yang berbedatersebut pantaskah di sejajarkan ?. Tentunya tidak. kenapa ?. Karena Alloh yang menciptakan manusia, membuat aturan untuk manusia demi ketertiban dan kesejahteraan manusia, maka manusia tidak pantaslah membuat aturan sendiri dari hasil pikirannya tanpa bergantung pada bahasa Tuhannya (Idea).
Kata Ideologi di lahirkan pertama di Yunani pada Tahun 929 SM sewaktu Zaman Raja Parikress untuk menghancurkan sistem kerajaan oleh Yahudi. Begitulah awalnya kata Ideologi. Sehingga Ideologi sangatlah tidak pantas diucakan oleh generasi bangsa Indonesia.. Bagaimana yang benar ?. yang benar tentunya pisahkan kata Idea itu sendiri dan Logost itu sendiri. Namun logost yang benar tentunya selalu bergantung pada pondasi dasarnya yaitu wahyu. Dari sumber Ideologi, maka mereka selalu berprinsip manusia yang cerdas harus menjadi penguasa di atas manusia yang bodoh atau yang mau di bodohi. Ideologi adalah konstektual dasar bagaimana manusia untuk menjadi penguasa dan bagaimana untuk mempertahankan kekuasaannya. Padahal manusia di batasi oleh Tuhannya hanya sebatas sebagai pemimpin bukan sebagai penguasa. Dari kontek Ideologi sumbernya kerusakan moral bangsa, selanjutnya untuk menghancurkan sendi sendi kehidupan bangsa lain, maka dibangunlah doktrin tersebut digunakan juga oleh Yahudi untuk mempertahankan kekuasaannya jangan sampai sistem kerajaan lahir kembali. Dengan ideologi tersebut lahirlah Demokrasi yang maknanya Demos itu Kekuasaan dan Kratos itu rakyat.
Yahudi selalu membuat kesalahan untuk menyesatkan bangsa lain yang mau di diktenya, seperti bangsa kita dewasa ini. Dua kesalahan besar telah di lakukan Yahudi dalam kontek ini yaitu bikin sumber Ilmu dari pikiran yang salah karena melawan Alloh dan mensejajarkan pikirannya dengan pikiran Alloh. Berkuasa. Dalam pengertian Demokrasi ini tentunya manusia atau dalam jumlah banyak yang di sebut rakyat dan dalam jumlah luas adalah bangsa sekali lagi Alloh ciptakan bukan untuk menjadi penguasa akan tetapi sebagimana kodratnya manusia itu untuk menjadi pemimpin.
Demos adalah Kekuasaan. Rakyat di janjikan kekuasaan maka bukti telah kita rasakan bersama ( Anarkis, prejudis, dan lain sebagainya ). Ajaran orang tua kita bukan itu saudara, ajaran leluhur kita, para sepuh, wali, raja dan pembawa risalah adalah Daulat ( Memilih perwakilan dari di antara yang ahli di dalam masyarakat itu diman kita hidup dengan standar kemampuan, kwalitas dan loyalitas dan jelas orangnya bukan beli kucing dalam karung seperti yang di lakukan demokrasi atau yang banyak duitnya) tapi rakyat untuk Mendaulat seseorang dengan kriteria di atas.
Kratos adalah Rakyat, tentunya ada hakdan kewajiban antara yang DI DAULAT oleh rakyat, jelas pantas sebagaimana aturan yang di gariskan sebagaimana hasil Musyawarah rakyat tersebut. Tentunya pada dewasa ini rakyat pantas menuntut kalau memang rakyat itu berkuasa namun nyatanya tidak. Janji berkuasa itu hanyalah tipu muslihat penganut konsep Yahudi tersebut dengan sebuah janji janji manis yang berkuah simalakama----------
Demikian pengertian makna kata Idologi yang berbuah Demokrasi-------------------
Bagaimana dengan Konsep kata : Pancasila sebagai Ideologi Negara ?
Kata ucap yang salah maka membuahkan sikap, prilaku dan perbuatan yang salah
dan buahnya pasti salah dan selalu salah maka ujungnya saling salah menyalahkan
atau mencari benar saendiri. Yang demikian Tinggal tunggu Kehancurannya.
Tentunya kami anggap sangat salah ketika Pancasila di tempatkan sebagai Idologi Negara, dari bahasa Idologinya saja sudah salah apalagi di terapkan sebagai fundamentalnya suatu negara. Tentunya al ini perlu di luruskan. Sisi lain yang perlu kami tulis di sini adalah mengenai Bangsa dan Negara Red—Sekilas : Makna Bangsa, sedikit telah di ulas di penulisan teratas apa itu bangsa. Bangsa adalah suatu kekuatan dari suatu satu kesatuan kaum di dalam suatu wilayah yang memilki ciri dan karakter yang sama di mana mereka berasal dan Makna dari Negara itu sendiri adalah asal dimana dan darimana manusia itu berasal atau tempat manusia itu lahir. Atau lebih detailnya Bahan baku manusia itu menjadi ujudnya seperti sekarang ujud nyata ( ada dan nyata adanya ).
Pancasila bukan dan tidak pantas sebagai Ideologi Bangsa
Yang benar adalah Pancasila sebagai Falsafah Bangsa.
Pancasila adalah anugerah Alloh yang paling besar untuk Bangsa Indonesia dan bangsa bangsa lain yang menjunjung tingggi nilai nilai moral dan etika berbangsa dan bernegara. Sekali lagi, kita tidak pantas bicara idologi apalagi menempatkan kata Idologi dalam Pancasila. Kata Jorok nan tak bermoral itu seyogyanya kita hapus dari memori pikiran kita. Itu tentunya kalau kita mau mengerti Apa itu Pancasila dan untuk apa kita ber Pancasila dan darimana sumbernya Pancasila. Segala sesuatu tanpa tahu sumbernya tentunya seperti kita beli air atau cinchau di pinggir jalan yang tinggal meneguknya saja dan ketika kehausan begitu sulit mencari dimana air atau cinchau kini berada. Pancasila sangatlah jelas sumbernya dan tiada berubah sampai kapanpun. Sumbernya tetap dan tidak akan berubah oleh goresan waktu. Sifatnya maupun keberadaannya. Sumbernya Pancasila memiki sifat tetap, tidak berubag ubah dan pasti bisa di terimsa oleh siapa saja. Tentunya yang tidak bisa menerima hanya pengikut dan Yahudinya yang ingin menjadi Penguasa di mukla bumi. Namun ternyata mereka rapuh dan hangus di bakar oleh ambisinya sendiri.
Pancasila adalah Falsafah bangsa
dan nyata adanya, pengertian ada dan nyata adanya tentunya bisa di pegang, dirasa dan bisa di ni’matinya. Demikianlah yang kami ketehaui mengenai fungsi Pancasila. Sulit orang untuk mengenal Pancasila karena kalau bicara Pancasila sama saja kita untuk mengenali dirinya sendiri dan melaksanakan hidup sebagaimana kodratnya kita sebagai manusia. Kita akan mengenal Pancasila dan bisa menikmati hidup kita sebagai bangsa yang besar dan mengakui Anugerah Tuhan Yang Maha Esa kalau kita betul betul sudah mau meninggalkan ajaran Yahudi yaitu meninggalkan prilaku hidup dengan Demokrasi dan tidak lagi meneguk kata Idologi. Tapi yang kita teguk adalah Filosofi, keyakinan/aqidah yang bergantung pada Risalah dan Risalah yang benar tentunya hanya bergantung pada sumber yang jelas yaitu Wahyu-Nya. Itulah Pancasila yang kami fahami. Jadi Pancasila adalah memiliki isi nyata kaidah kaidah luhur suatu bangsa yang menjunjung tinggi nilai adat istiadat dimana bangsa itu berada tanpa merusak prilaku budaya bangsa lain. Pancasila merupakan karya manusia yang berpegang pada Risalah dan risalah itu jelas sumbernya yaitu Wahyu-Nya. Jadi keberadaan Pancasila adalah setelah adanya manusia bukan sebelum adanya manusia dan Pancasila itu bukan Risalah apalagi Wahyu akan tetapi Pancasila adalah galian dari para ilmuwan bangsa Indonesia hasil yang agamis atau tepatnya hasil kias atau pencurahan akal pikiran yang agamis oleh para tokoh sepuh bangsa Indonesia ( Hasil Musyawarah ) dari Ij’ma atau pikiran yang bergantung pada hati Nurani dan Hati Nurani itu berpegang pada keyakinan atau Aqidah dan Aqidah itu bergantung pada tindak dan ucap Nabi Agung Muhammnad SAW dan tentunya itu makna bergantungnya sesepuh dan para sepuh bangsa ini jelas bergantung pada Wahyu-Nya. Sehingga sangatlah jelas bahwa Pancasila ada sejalan dengan adanya manusia untuk mengatur kehidupannya dimana mereka berkomunitas, Maka di sebut ada dan nyata adanya atau Falsafah bukan Risalah. Sementara Ideologi sendiri sejajar dengan Wahyu atau mereka sebut pikiran Alloh maka sangatlah jauh jenjangnya bilamana kita mengatakan Pancasila sebagai Ideologi Negara. Maka mari kita coba runtut perjalanannya sampai mengerti makna adanya Pancasila tersebut :
1. Adanya Pancasila adalah setelah adanya bangsa di dalam suatu negara atau yang di sebut ada dan nyata adanya. Demi dan untuk mengatur kehidupannya.
2. Pancasila dari Filosofinya adalah hasil keringat manusia manusia yang taqwa pada Tuhannya sehingga sangatlah pantas generasi bangsa Indonesia mengkaji hasil karya terbesar tersebut dan di laksanakan sebagai mana mestinya. Para Pejuang bangsa dan leluhur melakukan tersebut demi dan untuk tertap adanya kejayaan di Negeri Merdeka karena memilki pondasi sendiri tidak untuk di beri atau menerima pendiktean bangsa lain. Filosofi adalah sejarah suatu bangsa sampai bangsa itu tahu asal usulnya. Keringat nenek moyang yang bergantung pada keyakinan seperti para Wali----- Red.
3. Filosofi adalah sejarah orang sebelum kita pada dewasa ini yang dengan pahit getir berjuang demi anak cucunya untuk tetap ada dan nyata adanya di bumi yang kita tempati dan tidak di belenggu oleh bangsa lain dengan suatau pegangan keyakinan atau Aqidah jadi makna Aqidah itu sendiri adalah keyakinan yang berdasar tinggal apa yang sebagai dasarnya. Kalau dasrnya demokrasi tentunya ikuti perjalanan para Ahli sainsnya Yahudi yang tentunya hanya menggunakan otaknya saja tanpa mau bergantung pada utusan Alloh akan tetapi kalau anak bangsa Indonesia mengakui keringatnya para pejuangnya maka pantaslaslah menggunakan Pancasila sebagai falsafah bangsa dan di jadikanlah sebagai bentuk jiwa dan untuk kehidupannya selalu menggunakan Pancasila bukan hanya sebagai pandangan saja sebagaimana cerita anak sekarang Pancasila hanya di pandang bukan sebagai kepribadian.
4. Keyakinan atau Aqidah yang benar tentunya mengikuti tuntutan seperti tuntunannya para pejuang bangsa Indonesi yang berpegang pada tuntunan utusan-Nya. Para pejuang yakin dengan mengikuti tuntunan Utusan-Nya akan selamat Dunia ataupun Akhirat atau setidaknya menyelamatkan generasinya dari kungkungan penjajah dan akhiratnya di yakini akan mendapat kebaikan di sisi-Nya. Maka Aqidah/keyakinan beliau beliau tersebut tentunya berpegang pada Wahyu-Nya.
5. Aqidah/Keyakinan yang benar adalah keyakinan yang berdasar pada hukum pasti yaitu Risalah dan dari dasar Risalah inilah kebenaran ilmu manusia mendapatkannya karena risalah memiliki kepastian bahwa itu adalah Bahasa Tuhan yang di berikan kepada utusannya atau kata tepatnya Manusia pilihan Alloh yang di beri gelar Rosul Alloh untuk di sampaikan pada hamba-Nya untuk sebagaituntunan dan gantungan dalam hidupnya. Risalah berarti sama dengan kumpulan wahyu.
Dari rentetan inilah Pancasila digali, dari perjalanan kajian inilah Pancasila akhirnya bisa di nyatakan memilki kedahsyatan yang besar karena Pancasila sangatlah jelas sumbernya dan sumber dari bahan baku terciptanya wujud Pancasila pastilah Sumber Risalah itu sendiri. Jadi Pancasila bukanlah karangan manusia namun Pancasila adalah hasil kajian Manusia yang bergantung pada rentetan Risalah tertulis di atas. Darimana sumber inti yang di gunakan sehingga wujud Pancasila sebagai Falsafah bangsa maaf bukan sebagai Ideologi Negara. Dasar pokok Inti sehingga terwujud pondasi kuat sebagai kepribadian bangsa yang agamis adalah AL- IKHLAS dan dari penjabaran Surat Al – Ikhlas inilah lahirlah Pancasila sebagai wujus nyata bahwa Alloh itu nyata. Namun jangan tanya keberadaan Alloh dan kalau mau mencari Alloh maka lihatlah wujud nyata bahasa Alloh yang di gali dan di gali sehingga mendapatkan intisarinya kaidah Risalah pada Surat Al-Ikhlas yang di kupas dan terus di kupas dala pengertian bahasa di ki’askan. Maka wujud nyata bahasa Alloh yang di lahirkan di bumi gemah ripah loh jinawi atau di sebut juga Baldatun thoyyibun warobbun khoffhur ------------ Negeri Surga dunia karena memilki pondasi Ikhlas dari Sumber dasar hati yang Ikhlas. Ikhlas menerima Pancasila sebagai gantungan langkah bangsa dan ikhlas Pancasila sebagai dasar kepribadian Bangsa maka janji tersebut di atas pastilah terwujud. Pancasila adalah bahasa jawaban terhadap manusia yang menuntut adanya Tuhan yang bisa di lihat secara nyata. Itulah jawaban Alloh terhadap kaum yahudi yang menuntut Alloh bisa di materialkan namun demikian kenapa sampai kini bangsa Indonesia belum bisa meni’mati negeri Surga dunia ?. Jawabannya sangat sederhana saudara, Karena bangsa Indonesia belum ilkhlas Pancasila sebagai Kepribadian bangsa buktinya ? Pancasila hanya sebasgai pandangan hidup, pancasila kadang hanya sebagai pegangan hidup Pancasila belum sebagai dasar Bangsa di dalam Negara yang berketuhanan. Tentunya itu yang menjadikan bangsa ini bermental kerdil, pengemis, prejudis dan dengan enaknya mau di perdudak untuk memeras saudaranya sendiri. Menjadi budak dan di perdudak oleh bangsa pendikte untuk terus menjadi kaum budak bukan kaum yang merdeka maka makin menjauhlah bangsa ini dari karunia yang Alloh janjikan itu. Itulash yang kami maksud Bangsa Indonesia masih lebih senang menjadi budak daripada merdeka, Buktinya, sampai detik ini demokrasilah panutannya dan di campakkanlah Pancasila. Iu bahsa makna kata tersebut dengan untaian Ikhlas di atas. Kalau putra putri bangsa ini sudah sadar dan Ikhlas menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara dan kepribadian Bangsa maka hanya satu jawabannya. Tinggalkan Demokrasi dan kembalilah terhadap Pancasila -------- Red.
Namun demikian Alam akan menjawabnya karena Ibu Pertiwi juga tahu mana anak yang membangkang dan membandal, mana yang berbakti mana yang berkhianat. Hukum Alam bersama lahirnya Pancasila yang tidak akan rapuh bahkan semakin kuat di dalam kepribadian jiwa anak negeri yang berbakti. Jiwa Pancasila pasti lahir kembali. Akhirnya dengan dasar dan kata Ikhlas mari kita tanyakan pada diri kita kita ini anak bangsa mana dan pantaskah kini kita berdiri di tanah negeri yang berpondasi pancasila ?. Moral etikanya. Tentunya kalau bangsa ini sudah mau menjalankan apa itu kaidah hidup berPancasila. Trim’ks.
Pandangan dan saran dari reaksi adanya makalah ini kami harapakan. Semoga bermanfaat untuk kami dan saudara sebangsa dan setanah air.----------
Di tulis berdasarkan gerak hati nurani dengan nara sumber Putra Bangsa yang prihatin atas moral bangsanya yang sudah rusak melebihi rusaknya binatang yang tak punya otak.
@
Tagged @ nasional